Minggu, 16 Juli 2017

Menuju Kota Culamega

Kecamatan Culamega diresmikan Oktober 2001, sebelumnya berstatus kamantren di bawah kecamatan Bantarkalong. Luas wilayah Kecamatan Culamega 6.251,47 hektar, meliputi 3.494 hektar  persawahan; 3.171 hektar perkebunan dan 485 hektar permukiman. Kalau memperhatikan sejarah perjuangan NKRI (awal revolusi fifik tahun 1948), Culamega pernah menjadi salah satu pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, dengan gubernur dijabat oleh R. Mas Sewaka (1947 – 1948).

Culamega meliputi lima desa, yaitu  Desa Cikuya, Desa Cipicung,  Desa Cintabodas, Desa Bojongsari dan Desa Mekarlaksana. Terbagi menjadi  38 Kedusunan, 38 RW dan 142 RT. Pusat pemerintahan Kecamatan Culamega berpusat  di Kampung Genteng, Jalan. Raya Cintabodas No. 1 Culamega Tasimalaya.

Menurut catatan Pikiran Rakyat (2011) yang mengutip  narasumber (Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Tasikmalaya, Iwan Saputra) , pada tahun 2011 Kecamatan Culamega masih terisolasi secara ekonomi, karena jalur angkutan umum ke daerah paling ujung di bagian barat daya Kabupaten Tasikmalaya, berhenti beroperasi. Kondisi itu terjadi, karena infrastruktur jalan sepanjang 29 km menuju Culamega dari Darawati, Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya, hancur. Culamega masih tertinggal dari sisi pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya, karena jalur jalan ke Culamega, telah rusak parah. Angkutan umum dari Darawati-Culamega-Bojonggambir, sudah berhenti beroperasi, karena jalannya memang rusak sekali.
Daerah Culamega sendiri paling ujung di Kab. Tasikmalaya. Kondisi jalan ke jalur itu, melewati beberapa bukit dengan medan jalan yang berliku. Selain medan jalan yang dilalui cukup berat, kondisi badan jalannya juga rusak parah. Akibatnya, kendaraan roda empat sulit untuk masuk ke Culamega, kecuali kendaraan khusus (jeep). Terungkap, bahwa Culamega termasuk salah satu kecamatan dengan indeks pembangunan manusia terendah di Kabupaten Tasikmalaya. Padahal dari sisi ekonomi, Culamega memiliki banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan. Seperti gula aren yang berkualitas tinggi dihasilkan dari kecamatan ini. Selain itu, Culamega juga dikenal sebagai daerah produksi gula semut terbaik di Jabar. Hanya saja, karena infrastruktur jalan rusak, sehingga sulit untuk memasarkannya. Pemasarannya menjadi biaya tinggi, karena ongkos membawa hasil bumi ke perkotaan menjadi sangat mahal.

Bagaimana kondisi Culamega tahun 2017 ini ?

Sumber :
Foto:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.