Sumber : www.baubaukota.go.id
Secara geografis Kota Bau-Bau terletak di bagian Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kota Baubau berada di Pulau Buton, dan tepat terletak di Selat Buton dengan Pelabuhan Utama menghadap Utara. Di kawasan selat inilah aktivitas lalu lintas perairan baik nasional, regional maupun lokal sangat intensif.
Secara fisik, Kota Baubau terletak di Pulau Buton, tepatnya di Selat Buton yang mempunyai aktivitas kelautan yang sangat tinggi batas-batas administrasi, Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batauga Kabupaten Buton dan Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Buton.
Luas wilayah daratannya sekitar 221,00 km2 yang tersebar dalam 4 kecamatan dan 38 kelurahan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Baubau. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan dinamika pemerintah dan pembangunan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan Kokalukuna dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan Murhum, wilayah Kota Baubau dibagi menjadi 6 wilayah kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Wolio terdiri atas 7 kelurahan yang meliputi Kelurahan Bataraguru, Tomba, Wale, Batulo, Wangkanapi, Kadolokatapi dan Bukit Wolio Indah.
2. Kecamatan Betoambari terdiri atas 5 kelurahan yang meliputi Sulaa, Waborobo, Lipu, Katobengke dan Labalawa.
3. Kecamatan Bungi terdiri atas 8 kelurahan yang meliputi Kelurahan Lowu-Lowu, Kolese, Kalia-lia, Ngkaring-Ngkari, Kampeonaho, Liabuku, Waliabuku dan Palabusa.
4. Kecamatan Sorawolio terdiri atas 4 kelurahan yang meliputi Kelurahan Kaisabu Baru, Karya Baru, Bugi, dan Gonda Baru.
5. Kecamatan Murhum terdiri atas 11 kelurahan yang meliputi Kelurahan Baadia, Melai, Wajo, Lamangga, Tanganapada, Bone-Bone, Tarafu, Wameo, Kaobula, Lanto dan Nganganaumala.
6. Kecamatan Kokalukuna terdiri atas 6 kelurahan yang meliputi Kelurahan Waruruma, Lakologou, Liwuto, Sukanaeyo, Kadolomoko dan Kadolo.
Karakteristik Wilayah Kota Baubau untuk wilayah utara cenderung subur dan bisa dimanfaatkan sebagai wilayah pengembangan pertanian dalam arti luas, yaitu meliputi wilayah Kecamatan Bungi, Sorawolio, sebagian Kecamatan Wolio dan Betoambari. Wilayah selatan cenderung kurang subur diperuntukan bagi pengembangan perumahan dan fasilitas pemerintahan. Sementara wilayah pesisir untuk pengembangan sosial ekonomi masyarakat.
Keadaan iklim Kota Baubau pada umumnya hampir sama dengan wilayah lain di Sulawesi yang mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu udara berkisar 200 C - 330 C. Musim hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember dan Maret, dimana angin barat yang bertiup dari Asia dan Samudra Pasifik mengandung banyak uap air. Sementara musim kemarau terjadi mulai bulan Mei sampai bulan Oktober, dimana angin timur yang bertiup dari Australia kurang mengandung uap air.
Wilayah Kota Baubau memiliki dua sungai utama yang memiliki potensi sebagai sumber tenaga listrik, irigasi dan kebutuhan rumah tangga masyarakat Kota Baubau. Yang pertama adalah Sungai Baubau yang melintas dalam kota. Sungai ini membagi wilayah Kecamatan Wolio dan Betoambari yang bermuara di Selat Buton. Yang kedua adalah Sungai Bungi yang merupakan sumber air bersih PDAM. Selain kedua sungai tersebut di atas, juga terdapat sumber air lainnya seperti: mata air Kaongke-Ongkea, mata air Wamembe, mata air Bungi dan mata air Koba.
Kota Baubau memiliki luas 221 km2 meliputi Kecamatan Betoambari (27,89 km2), Murhum (6,45 km2), Wolio (17,33 km2) , Kokalukuna (9,44 km2), Sorawolio (83,25 km2), dan Bungi (76,64 km2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.